Senin, 29 Desember 2014

Bawaan Bayi

            Pada pagi itu Raffi terbangun dari tidurnya dan memeluk yang ada disebelahnya, namun yang dia peluk ternyata guling dan bukan istrinya seperti yang dia harapkan. Raffi membuka matanya, dia bingung istrinya tidak ada disebelahnya dan akhirnya dia bangun dan duduk dikasur sembari mengucek – ngucek matanya agar bisa fokus kembali.

“Sayaaaaaaang....???” panggil Raffi ke Istrinya namun tak ada jawaban dari sang istri Nagita.

“Gigi kemana sih? Kok udah gak ada, kan pengen meluk” dumel Raffi.
Raffi akhirnya turun dari kasur untuk mencari Gigi.

“Yaaaaaang.......kamu dimana?” teriak Raffi, namun kembali tidak ada jawaban dari Gigi
Langkah kaki Raffi tertuju ke pintu kamar mandi yang terbuka, Raffi langsung masuk ke kamar mandi dan mendapati Gigi sedang senyum – senyum sendiri melihat benda kecil yang sedang ia pegang.

“yaaaang,,,kamu ngapain disini? Senyum – senyum sendiri lagi.” Ucap Raffi yang heran dengan Gigi, Gigi hanya meliriknya sebentar dan tatapannya langsung tertuju kembali ke benda kecil itu.

“yaang, itu benda apaan?” tanya Raffi

“test pack!” jawab Gigi singkat

“test pack? Buat periksa hamil - hamil gitu?”

“iyah sayang..”

“kamu beli ginian emang kamu lagi hamil?”

“iiiihhh Raffi, aku gak akan beli test pack kalau aku gak merasa hamil”

“kamu hamil yang?” tanya Raffi terkejut, Gigi mengangguk sambil tersenyum.

“seriuss?”

“iyah, lihat deh.” Gigi menunjukan test pack itu ke Raffi dan Raffi langsung mengambil benda kecil itu dari tangan Gigi dan mencoba membacanya dengan mata yang menyipit alias bingung.

“apa yang di lihat yang? Hehee aku bingung”

“hhmmm, disinikan ada garis merah”

“iyah!”

“kalau garis merahnya ada satu berarti negatif, kalau ada dua berarti positif hamil”

“ini garisnya dua yang, berarti kamu....???” lirikan mata Raffi langsung terarah ke mata Gigi dan Gigi mengangguk tanda memberi jawaban ‘ya’ kalau dia hamil.

“kamu hamil yang, alhamdulillah akhirnya kamu hamil juga.” ucap Raffi senang

“iyah sayang, alhamdulillah”

“kamu yakin,kan?”

“dua kali tes, dua kali hasilnya sama” jawab Gigi, Raffi langsung peluk istrinya sangat erat

“jangan erat – erat meluknya, inget sekarang ada si dede di perut aku, entar dia kejepit lagi” ucap Gigi dan Raffi langsung melepaskan pelukannya

“hehe maaf yang, saking senengnya.”
Raffi langsung membungkukkan badannya dan berbicara ke perut Gigi

“hai dede, maafin dady yah hehe” ucap Raffi, Gigi tertawa kecil.

“what? Dedi? Dedi kan nama kang es cendol di kampus”

“iihh kamu mah, masa aku disamain sama kang cendol sih, itu tuh ‘dady’ sayang,,,dibacanya dedi, biar keren gitu kayak bule bule”

“iyah tau – tau, canda kok” jawab Gigi sembari membelai pipi Raffi

“kita sekaarang ke Rumah Sakit yah yang, buat mastiin usia kehamilan kamu”

“iyah, aku mandi dulu, kamu juga.”

“mandi berdua aja deh yang, biar cepet, yah?” pinta Raffi, namun Gigi langsung melototinya

“enggak! Enak aja, udah kamu keluar dulu” jawab Gigi seraya mendorong tubuh Raffi untuk keluar dari kamar mandi dan menutup pintu kamar mandi setelah Raffi keluar

“yaahhh,,,kamu mah yang.” Ucap Raffi yang macun didepan pintu kamar mandi

**

@ Rumah Sakit

            RANS sedang duduk dikursi tunggu depan ruang Poli Kandungan, menunggu Giliran untuk masuk. Saat menunggu giliran, Gigi memainkan handphone-nya dan Raffi malah celingak-celinguk melihat sekitar Rumah Sakit, dan tiba – tiba mata Raffi tertuju pada tulisan diatas pintu Ruang Poly Kandungan. Dan Raffi membaca tulisan itu.

“Dokter Vagin.A ,Sp.OG ! yampun, mentang-mentang dokter kandungan, nama aja sampe Vagin.A! ‘A’ nya apa coba?”

“hus, kamu jangan kenceng-kenceng ngomongnya.” Ucap Gigi

“Enggak,yang. Aneh aja namanya Vagin.A! Coba kalau titiknya di ilangin kan jadi........” belum selesai Raffi bicara, suster membuka pintu Ruang Poly Kandungan dan memanggil nama pasien berikutnya yang akan diperiksa.

“Ibu Nagita?” Panggil suster jaga yang memanggil nama pasien berikutnya untuk masuk dan diperiksa. Gigi yang merasa dipanggilpun langsung beranjak dari duduknya dan diikuti oleh Raffi.

Didalam ruangan Gigi sedang diperiksa oleh dr.Vagin.A! Gigi diperiksa dengan menggunakan alat yang disebut Ultra SonoGrafi atau USG dan ada Raffi disamping Gigi yang pandangannya tertuju ke layar monitor USG.

“Gimana dokter, kandungan istri saya sehat?” tanya Raffi

“bagus yah, sehat. Nih janinnya.” Ucap dokter yang menunjukan gambar janin yang ada dimonitor ke RANS.

“kok kayak kacang yah dok?” celetuk Raffi heran dengan bentuk janin itu, dokter dan Gigi hanya tertawa kecil.

“semua kehamilan yang usianya baru 5 minggu emang seperti ini pak Raffi. Nanti saat usinya 4 bulan ke atas baru bisa terbentuk sempurna” Jawab dokter yang mencoba menjelaskan ke Raffi

“oh,,gitu yah dok” ucap Raffi

“jadi usianya baru 5 minggu yah dok?” tanya Gigi

“iyah, usianya baru 5 minggu, nih suara detak jantungnya sudah bisa terdengar.”
( dug, dug, dug, dug, dug, dug ) RANS saling tatap saat mendengar suara denyut jantung calon anak mereka.

“ajaib!” ucap Raffi yang sangat terkesan mendengar denyut jantung calon anaknya.
Setelah Gigi selesai di USG, RANS duduk dikursi depan meja dokter dan dokter menjelaskan hasil USG tadi seraya memberikan konseling untuk Gigi yang hamil muda.

“Jadi usia kandungannya baru berjalan 5 minggu, ini masih rentan jangan bekerja berat – berat dulu, jaga kesehatan jangan kecapean, makanan jangan ada yang dipantang, kalau mual kurangi makan makanan yang berlemak, makan sedikit namun sering.” Ucap dr. Vagin yang memberikan penjelasan kepada RANS

“oh gitu yah dok, terus dok untuk kontrol ulang itu kapan lagi dok?” tanya Gigi

“untuk kontrol ulang itu masih sebulan sekali, tapi kalau ada keluhan bisa langsung kesini tanpa menunggu sebulan,

“Kalau untuk berhubungan dok itu gimana? Boleh apa jangan?” tanya Raffi

“Kalau itu jangan dulu, tunggu sampai kandungannya sudah besar baru boleh, ibu Nagita kan usia kehamilannya baru 5 minggu jadi jangan dulu.”

“eemmm gitu, jadi kalau usia kehamilan istri saya sudah semakin tua baru boleh dok?”

“iyah, karna apa? Karna sperma bisa menimbulkan kontraksi pada rahim, ditakutkannya kalau melakukan hubungan diusia kehamilan yang muda bisa terjadi keguguran.”

“waduh bahaya juga yah dok.” Ucap Raffi, Gigi tiba – tiba menepuk pundak Raffi

“kamu kuat kan?” tanya Gigi

“Hah? Eemm kuat dong yang hehee tenang.” Jawab Raffi.

“haha boleh sesekali asal jangan terlalu sering, kalau diusia yang sekarang jagan dulu deh. Gimana? ada yang ditanyakan lagi?” tanya balik dokter ke pasutri RANS

“cukup dulu sepertinya dok.” Jawab Gigi singkat

“yasudah kalau begitu ini ada vitamin, jangan lupa diminum yah..dan sekali lagi selamat”

“iyah dok siap.. terimakasih yah dok!”

**

            Diperjalanan menuju rumah, Raffi yang sedang engendarai mobil Lamborghini miliknya mencoba mengingatkan kembali apa yang dikatakan dokter kepada Gigi, karna Raffi tidak ingin terjadi apa – apa dengan janin yang sedang dikandung istrinya.

“ingetkan apa kata dokter tadi? kamu gak boleh cape – cape.” Ucap Raffi kepada Gigi

“iyah sayang, aku gak akan cape – cape, lagi pula sekarangkan aku lagi libur semester jadi insya Allah aman.”

“yang, kamu cuti aja deh kuliahnya yah, mulai dari sekarang aja.” Pinta Raffi kepada istrinya

“Gak bisa sekarang dong sayang, nunggu nanti kalau udah 8 bulan aku baru ambil cuti.”

“Ya, kan aku khawatir sama kamu yang, sama si dede juga.”

“Aku janji aku akan jaga anak kita ini, kamu jangan khawatir yah.” Ucap Gigi yang mencoba meredakan ke khawatiran Raffi.

“Yaudah, ohya! Biasanya ibu hamil itu suka ngidam, kamu ngidam apa yang?” tanya Raffi

“Hhmmm, apa yah? Eemmmm aku pengen manggah deh.”

“Yaudah entar aku turun beli manggah yah..”

**

@ Home

            Di rumah, Gigi sedang duduk ditepi kolam berenang, menikmati udara yang sejuk sembari mengelus – elus perutnya yang masih datar. Sesaat kemudian Raffi datang membawa potongan manggah yang sangat kuning, yang apabila dimakan, hmmm sangat enak.

“Sayang, ini aku bawa mangganya, hehee..” ucap Raffi sambil duduk disamping Gigi dan memberikan mangganya ke Gigi, namun expresi Gigi menunjukan ketidak sukaan setelah melihat mangga itu.

“Kenapa yang? Ini mangganya, kan tadi kamu bilang mau mangga, ini udah aku potongin.”
Raffi menusuk 1 potongan mangga dan menyuapi mangga itu ke Gigi, namun tangan Gigi menahan tangan Raffi yang akan menyuapinya.

“Kenapa yang?” tanya Raffi heran.

“Kamu mah aneh, aku kan maunya mangga muda, bukan mangga matang, gimana sih?” jawab Gigi ketus, Raffi seketika manyun

“Aku kan gak tau kamu mau mangga muda, tadikan kamu bilangnya pengen mangga, yaudah aku beli mangga.”

“Harusnya kamu tau, mangga yang diingini wanita hamil itu mangga muda.”

“Ya kan aku baru punya istri hamil sekarang, jadi belum tau apa – apa.” Ucap Raffi, namun Gigi malah buang muka dan tidak menjawab ucapan Raffi, Raffi menarik nafas dan mengelus dada mencoba bersabar dengan sikap istrinya.

“Yaudah, mau kamu sekarang apa?” tanya Raffi, Gigi menghadap Raffi kembali dan mengambil piring yang berisikan potongan buah mangga.

“Yang aku mau sekarang, kamu makan buah mangga ini, coba ‘a’.” Gigi menyuapi Raffi buah mangga itu, Raffi pun bersedia demi istriya yang sedang hamil itu.

            Belum habis 1 suapan buah mangga dimulut Raffi, Gigi sudah menyuapinya lagi berkali – kali sampai mulut Raffi penuh dengan mangga. Gigi mulai tertawa kecil.

“Yang, udah dulu.....penuhh,,,” ucap Raffi dengan mulut penuh dengan Mangga. namun Gigi geleng kepala tanda dia menolak perminaan Raffi. Gigi tidak akan berhenti sampai mangga itu habis dari piringnya.

“Satu lagi nih..!” ucap Gigi yang akan menyuapi mangga terakhir ke mulut Raffi.

“Habis, hehee..” tawa kecil Gigi membuat Raffi tersenyum kecil, sambil menahan muntah Raffi tetap tersenyum sembari melihat wajah istrinya yang senang karna misinya berhasil ngerjain suaminya. Tak sanggup menelan mangga yang penuh dimulutnya akhirnya Raffi pun taluk dan pergi kebelakang meninggalkan istrinya sendirian untuk memuntahkan mangga itu.

**

            Malam harinya Raffi sedang menonton sinetron favoritnya yang berjudul ‘Rambutan Lupa Bulunya’, Raffi sangat asik menonton sinetron itu sambil tertawa – tawa sendiri, sampai ‘Bersambung’ Raffi masih menonton Bts-nya, dan saat dia minum air sambil menonton BtS yang sedang ada adegan lucu, Raffi pun keselak batuk – batuk namun sambil ingin ketawa, Gigi yang tak sengaja lewat dan melihat Raffi seperti itu, ia pun menghampiri suaminya, duduk disampingnya dan menepuk - nepuk kecil punggung suaminya sampai batuknya hilang.

“Kamu kalau minum tuh yang bener.” Ucap Gigi

“Hehe Aku bener ko yang minumnya, itu tuh gara – gara si rambutan, lucu banget dia hahaa.”

“Kamu inget aku tuh sekarang lagi hamil, kalau nonton gituan bilang ‘amit-amit jabang bayi’.”

“Iyah yang, amit – amit jabang bayi.” Ucap Raffi yang menuruti perkataan Gigi

“Nah gitu dong..” lanjut Gigi, Raffi langsung mengecup kening istrinya dan tidur dipaha Gigi seraya mengelus – elus perut Gigi.

“Kamu kok gak kerja sih hari ini?” tanya Gigi

“yaa,,karna aku pengen nemenin kamu yang lagi hamil. Aku pengen kasih 1 hari ini buat kamu, karna kamu udah kasih kabar bahagia buat aku, jadi aku juga pengen kasih kebahagiaan ke kamu dengan aku gak kerja dulu sehari, kamu senang gak ada aku dirumah seharian? ”

“senang kok, senang banget malah. Coba kamu bangun dulu.” Pinta Gigi, dan Raffi pun bangun

“makasih yah sayang.” Kata Gigi sembari membelai pipi Raffi. Dan entah merasa diberi kode oleh Gigi, Wajah Raffi mendekat ke arah wajah Gigi dan kissing pun terjadi, Raffi melakukannya dengan sangat pelan dan lembut.

            Beberapa saat kemudian Raffi melepaskan ciuman itu namun wajah Gigi memasang expresi kecewa, Raffi tersenyum.

“Kita lanjut dikamar yuk yang.” Ajak Raffi, dan Gigi pun  mengangguk. Raffi langsung menggendong istrinya. Namun saat Raffi berjalan ke arah kamar tiba-tiba langkahnya terhenti, karna tangan Gigi yang merangkul leher Raffi , tiba-tiba merundukkan kepala Raffi dan Gigi pun mencium Raffi dengan sangat agresif, Raffi pun tak melakukan perlawanan, dia menikmati dan melanjutkan jalan menuju ke kamar dan langsung masuk kamar karna pintu kamar terbuka dan Raffi menutup kamar dengan kakinya.

**

            Pagi harinya, Raffi terbangun dan meraba-raba sampingnya, ternyata Raffi kembali bangun tidur tanpa ada Gigi disampinya. Kemudian dia bangun dan duduk sejenak sambil minum segelas air putih dimeja samping sebelum dia turun dan mencari istrinya.

“Gigi semenjak hamil jadi ngilang-ngilang mulu pas aku bangun tidur.” Ucap Raffi yang langsung beranjak dari kasur untuk mencari Gigi.

            Raffi mencari – cari Gigi ke kamar mandi, namun dia tidak menemukan Gigi disana, Raffi mencari ke dapur namun hasil sama tidak ada juga. Raffi mencari ke depan rumah, tidak ada juga. Sebenarnya dimana Gigi?

“Sayaaaaang,,,,,,kamu dimana?” teriak Raffi, namun tak ada jawaban dari Gigi, Raffi pergi ke taman yang ada disamping rumah, dan disana Raffi menemukan Gigi yang sedang melakukan gerakan yang menurutnya aneh dan tidak biasa Gigi lakukan.

“yang,,,,???” panggil Raffi, Gigi menengok ke arah suara yaitu Raffi

“HAHAHAHAHA kamu lagi ngapain sih?” tanya Raffi seraya tertawa melihat istrinya melakukan gerakan yang menurutnya aneh.

“iihhh Raffi, kamu ganggu aku aja, aku tuh lagi senam hamil tau, jangan ketawa, gak ada yang lucu” Jawab  Gigi yang sedikit sebel karna senam hamilnya diganggu Raffi.

            Raffi mendekat ke Gigi dan duduk didepan Gigi sambil membuka lembar demi lembar gambar yang menunjukan gerakan senam hamil. Beberapa saat kemudian Raffi mengambil ancang – ancang dan Raffi pun memperagakan beberapa gerakan senam hamil yang ada dibuku itu. Gigi yang melihat Raffi dibuat tertawa atas ulah suaminya itu.

“HAHAHHAA, Raffi ih kamu apa – apaan sih, udah stop. Kamu aneh tau.!” Ucap Gigi ke suaminya, akhirnya Raffi menghentikan tingkahnya tersebut dan duduk bersila seraya memandang Gigi.

“hehee sekarang kamu tau kan kenapa tadi aku ketawa pas liat kamu melakukan gerakan aneh ini.!”

“gerakan senam hamil, bukan gerakan aneh.!” Samber Gigi

“Iyah pokoknya itu, kamu udah selesai belum senamnya?”

“Udah, oh iyah! Hari ini kan kamu lagi libur kerja. Kita ke super market yuk, aku lupa beli susu hamil, sekalian kita beli kebutuhan rumah yang udah habis juga.”

“ayoo, eh sebentar yang, syuuuttt....” kata Raffi seraya menempelkan jari telunjuk kanannya ke depan mulutnya untuk memberi tahu Gigi agar tidak berisik.

“kenapa sih?” tanya Gigi berbisik

“aku denger suara aneh yang, syuttt dengerin deh.” Pinta Raffi agar Gigi sejenak diam dan mendengarkan suara yang dimaksud Raffi, tiba-tiba ada suara ‘DDDUUUUUttttt..’

“iiiihhh Raffi,,,,,,nyebelin banget sih.” Ternyata itu suara kentut Raffi. Sontak Gigi menutup hidungny dan sambil memukul – mukul Raffi karna dia kentut sangat keras..namun Raffi malah tertawa meledek.

“Ampuun yang, aku sakit perut HAHAAHA.” Lanjut Raffi.

            Awal pagi yang menyenangkan untuk pasangan suami istri, lelucon konyol itu bisa menambah kadar cinta untuk mereka.

**

            Gigi keluar rumah dengan menggunakan baju pink dan rok pendek berwarna hitam dan wedges yang tidak terlalu tinggi, tak lupa Gigi juga membawa tas hermes Pink-nya. Sementara style Raffi hari ini adalah celana jeans, kaos putih polos dan ditimpah kemeja biru yang semua kancingnya terbuka, tak lupa Raffi hari itu memakai kupluk. Dan mereka berdua pun masuk ke mobil.

@Mall

            RANS berbelanja kebutuhan rumah tangga dan susu hamil untuk Gigi, dan yang pertama mereka cari adalah susu hamil. Segera mereka ketempat dimana susu – susu ibu hamil disimpan.
            Disaat mereka mengambil susu hamil pilihan Gigi, ada anak bayi yang merangkak ke arah RANS sambil tertawa-tawa kecil ala bayi, dan saat RANS melihat bayi tersebut, mereka saling tatap dan Raffi langsung menggendong bayi tersebut dan membawanya ke arah Gigi. Bayi itu terlihat senang berada ditengah-tengah RANS.

“yampuun,,,lucu banget kamu de.” Kata Gigi seraya ajak main bayi itu, dan bayi itu tertawa kecil.

“lucu banget ketawanya.!” Ucap Raffi, sesaat kemudian ada ibu bayi tersebut datang dengan wajah kebingungan.

“astaga nak,,, ternyata kamu ada disini.” Ucap si ibu bayi yang langsung menggendong anaknya dari pangkuan Raffi. Ibu bayi itu terlihat lega karna sudah menemukan anaknya kembali.

“eem,,,maaf yah ini anak saya, dia sedang aktif banget merangkak.” Kata si ibu bayi kepada RANS,,

“oh iyah gak apa – apa bu, tadi si dedenya merangkak ke arah kita, karna lucu jadi sama kita diajak main deh hehe..” Jawab Raffi, si ibu pun tersenyum dan pada saat itu pula pandangannya tertuju ke tangan Gigi yang sedang memegang susu bumil.

“Lagi hamil?” tanya si ibu kepada Gigi

“eemm iyah bu,hehe” jawab Gigi singkat

“waahhh selamat yah, kalian akan segera menjadi orangtua.”

“makasih bu, amin..” ucap RANS serentak

“kalian akan menjadi the best father & mother, terlihat tadi saat kalian ajak main anak saya.” Lanjut ibu tersebut, RANS tersenyum mendengar perkataan si ibu tadi.

“amin, semoga seperti itu.” Balas Gigi.

“yaudah, om tante aku pergi dulu yah..dadah..!” kata ibu tersebut seraya melambai-lambaikan tangan anaknya yang tertawa kegirangan.

“iyah dede dadah..” ucap Raffi yang membalas lambaian tangan dede bayi itu.

            Setelah bayi itu pergi dengan ibunya, RANS saling tatap dan tertawa malu, setelah itu mereka melanjutkan belanjanya kembali.

            Setelah apa yang mereka butuhkan sudah dibeli, RANS pun keluar dari super market itu, dengan semua kantong belanjaan dibawa oleh kedua tangan Raffi. Saat perjalanan keluar, Gigi merasa pusing dan mual ‘uuweekkk’ dan dia menutup mulutnya dengan tangannya mencoba menahan mual.

“sayang, kamu kenapa?” tanya Raffi khawatir dengan istrinya, namun Gigi tidak menjawab pertanyaan Raffi, Gigi kembali mual dan tidak kuat ingin muntah.

“yang,,,,,kamu mual?” tanya Raffi kembali

“Raffi, toilet dimana? Aku mau muntah.” ‘uweeekk’ Gigi menutup mulutnya

“eh eh jangan muntah disini yang, ayo ayo ikut aku.” Raffi menunjukan jalan menuju toilet. Ssampai di toilet Raffi menunggu cemas didepan toilet, berharap Gigi tidak kenapa – kenapa di dalam toilet.

            Beberapa saat kemudian Gigi keluar dari toilet dan langsung memeluk manja Raffi. Raffi sebenarnya agak sedikit risih karna Gigi memeluknya dihadapan umum, yang mana setiap orang lewat depan RANS, mereka melihatnya dan itu yang membuat Raffi malu.

“yang,,,,udah yah, sekarang kita pulang yah. Istirahat.” Ucap Raffi, Gigi pun melepaskan pelukannya dan merekapun keluar dari Mall. Sementara Gigi masuk duluan ke mobil, Raffi memasukkan belanjaan ke bagasi belakang mobil, setelah semua belanjaan disimpan Raffi pun segera masuk mobil dan langsung tancap gas untuk pulang.

            Diperjalanan Gigi terlihat lemas, sesekali Raffi memalingkan pandangannya ke Gigi, Raffi sedikit khawatir dengan keadaan istrinya itu, dia tidak tega melihat Gigi lemes seperti itu.

“yang..kamu gak apa-apa kan?” tanya Raffi seraya membelai lembut rambut Gigi, namun Gigi tidak menjawab.

“yaaaangg...????” Raffi kembali memanggil Gigi

“hheeemmm...!” gumam Gigi yang menjawab pertanyaan Raffi. Kemacetan jalanan membuat mobil Raffi tidak bergerak dan itu dipaka Raffi untuk perhatian kepada Gigi dengan memegang kepala Gigi dengan kedua tangannya.

“kamu lemes banget sih yang, kamu mau minum?” tanya Raffi dengan posisi tangannya masih ada di kepala Gigi dan Gigi hanya menggelengkan kepala.

“trus mau apa dong? Bilang sama aku.” Kata Raffi, tapi Gigi malah melepaskan kedua tangan Raffi dari kepalanya.

“aku mual sayang.” Jawab Gigi singkat.

“mual lagi yang? Aduuuhh jangan muntah dimobil yah yang..” Perkataan Raffi semakin membuat Gigi mual, Gigi pun menutup mulutnya kembali.

“pelastik.” Ucap Gigi

“pelastik? Bentar yang aku cari dulu.” Jawab Raffi yang sedikit panik dan mencari – cari pelastik, namun Raffi tidak menemukan 1 pun pelastik

“Gak ada yang,,,gak ada pelastik.” Lanjut Raffi dengan nada panik..

“yaaannngg pleasee jangan muntah di mobil dulu yah, aduh macet lagi, yang tahan kita cari.....” perkataan Raffi terpotong setelah tiba – tiba Gigi mengambil kupluk yang dipakai Raffi untuk tempat muntahnya dan disaat itu pula Raffi melotot syok melihat kupluk kesayangannya dimuntahin oleh istrinya sendiri.

            Setelah selesai muntah, tangan kiri Gigi menarik tisu yang ada di dasboard mobil untuk melap mulutnya dan tangan kanannya memberikan kupluk itu ke Raffi, namun Raffi tidak mengambilnya, Raffi malah memasang wajah sedih dan jijik meratapi kupluk kesayangannya.

“KAMU KENAPA MUNTAH DIKUPLUK AKU? KAMU TAU GAK, ITU TUH KUPLUK KESAYANGAN AKU TAU, APA KAMU GAK BISA NAHAN SEDIKIT HAH?” hardik Raffi yang membuat mata Gigi membulat.

“APA? DI TAHAN? KAMU PIKIR MUNTAH ITU BISA DITAHAN? ENGGA BISA RAFFI.” Jawab Gigi dengan nada yang sama.
“YA, TAPI JANGAN MUNTAH DI KUPUK AKU JUGA.”

“KAMU PIKIR ITU MAU AKU MUNTAH DIKUPLUK KAMU? BUKAN.!”

“KALAU BUKAN KAMU SIAPA LAGI?” tanya Raffi kesal

“ANAK KAMU, RAFFI.” Jawaban Gigi membuat Raffi terdiam dan saling menatap tajam dengan Gigi. suara klakson mobil dari belakang membuat Raffi harus menggerakkan mobilnya kembali dan dengan wajah yang masih kesal, Raffi melanjutkan perjalanannya untuk pulang.

            Sesampainya di depan rumah, Gigi turun duluan dengan wajah sebal kepada suaminya dan meninggalkan kupluk bekas muntahannya didalam mobil. Disusul Raffi keluar mobil dengan membawa kupluk itu dengan menahan jijjik.

“Gigi, tunggu dulu.” Pinta Raffi

“apa lagi sih?” tanya balik Gigi, Raffi pun mendekat.

“aku mau sekarang kamu cuci kupluk ini.” Pinta Raffi ke Gigi

“engga mau, aku mau istirahat, cape.” Tolak Gigi

“GIGI, KAMU NYEBELIN BANGET SIH, INI SEMUA KARNA KAMU, JADI KAMU YANG HARUS BERTANGGUNG JAWAB.”

“RAFFI, AKU MUAL MUNTAH KARNA HAMIL, DAN AKU HAMIL KARNA SIAPA? KARNA KAMU. JADI YANG HARUS  BERTANGGUNGJAWAB ITU KAMU.”

“JADI MENURUT KAMU, AKU YANG HARUS CUCI KUPLUK INI,IYAH?”

“YES!” ucap Gigi

“NO.”  Kata Raffi

            Gigi mulai merasa mual kembali, Gigi  mencoba menahan muntahnya dengan menarik nafas panjang dan membuangnya dan Raffi pun menggerak – gerakkan tulang lehernya agar ototnya menjadi rileks kembali.

“Raffi please, tolong ngertiin. Wanita yang ada dihadapan kamu ini sedang hamil dan dia sedang mengalami morning sick, jadi tolong jangan membuat dia kesal.” Ucap Gigi pelan

“oke, aku akan ngertiin kamu, tapi dengan 1 syarat, cuci kupluk kesangan aku ini.” Lanjut Raffi dengan memberikan kupluk yang ia pegang dengan kedua tangannya kepada Gigi, namun Gigi malah merasa mual kembali dan muntah di kupluk yang sedang Raffi pegang itu, Raffi yang menyaksikannya hanya terdiam dengan expresi wajah yang menggambarkan jijik. Dan akhirnya kupluk itupun dibuang ke tempat sampah oleh Raffi.

            Setelah ribut – ribut dihalaman depan rumah, Gigi langsung masuk ke kamar untuk istirahat, sementara Raffi menurunkan semua belanjaan di mobil kedalam rumah dan membereskannya didapur hanya sendiri.

            Merasa cape dan gerah, Raffi membuka bajunya, sehingga dadanya yang bidang dan perutnya yang sedikit buncit terlihat. Raffi membuka lemari es dan mengambil sebotol minuman soda, kemudian Raffi menyalakan tv dan duduk seraya meminum minuman soda itu. Namun karna volume tv yang sangat keras membuat Gigi yang sedang beristirahat merasa terganggu dengan volume tv itu.

“RAFFIIIIIIIIIIII MATIIN TV-NYA.AKU LAGI ISTIRAHAT.” Teriak Gigi didalam kamar

“gak bisa yang, aku lagi pusing, butuh hiburan.” Balas Raffi. Gigi semakin bete dengan jawaban Raffi, akhirnya Gigi keluar dari kamar untuk menemui Raffi.

“KECILIN VOLUMENYA, KAMU TIDAK TINGGAL SENDIRIAN DISINI.” Lanjut Gigi dengan nada marah, Raffi mencoba terus bersabar.

“ya, emang bener aku gak tinggal sendirian disini, terus?” jawab Raffi dengan nada menantang.

“INI SIANG BOLONG, DAN VOLUME SEGEDE INI DISIANG BOLONG ITU KONYOL.” Balas Gigi seraya mengambil remot tv dimeja dan mematikan tv-nya tanpa memperdulikan Raffi, Gigi kembali  ke kamar dengan membawa remot tv tersebut. Raffi menarik nafas panjang dan meminum soda, kemudian Raffi menyalakan tv kembali langsung dari tv-nya. Dan Gigi yang mendengar suara tv menyala kembali, langsung bergegas kembali kehadapan Raffi.

“RAFFI KENAPA DINYALAIN LAGI SIH?” tanya Gigi marah

“AKU YANG MEMBELI TV INI, AKU AKAN MENONTON KAPAN PUN AKU MAU DENGAN VOLUME YANG SEBESAR APAPUN, JADI TOLONG MULAI SEKARANG JANGAN GANGGU AKU LAGI.” Jawab Raffi.

“OKE.” Balas Gigi sembari menyimpan remot tv dimeja dan akhirnya Gigi mencabut sekaligus mengambil kabel tv itu secara paksa.

“GIGI KAMU APA – APAAN SIH?” tanya Raffi sebal

“AKU YANG MEMBAYAR TAGIHAN LISTRIK SETIAP BULAN, JADI MAAF MULAI SEKARANG KAMU TIDAK BISA MENONTON TV KAMU LAGI.” Jawab Gigi, setelah itu Gigi menuju kamar dengan membawa kabel tv itu. Raffi hanya bisa manyun menahan kekesalan karna istrinya yang moodnya sangat berubah.

            Raffi memakai bajunya kembali dan pergi ke kamar untuk mengambil sesuatu, di kamar Raffi tidak menemukan Gigi sedang tidur, yang Raffi lihat Gigi sedang membaca buku tentang kehamilan.

“katanya mau istirahat, kok engga tidur?” tanya Raffi pelan seraya mengambil kunci motor di laci samping tempat tidur.

“tadi aku tidur, tapi karna kamu nyalain tv aku jadi terbangun dan gak bisa tidur lagi.” Jawab Gigi, tanpa mengalihkan pandangan dari buku.

“mana sinih kabel tv-nya?” pinta Raffi

“no Raffi.” Tolak Gigi

“ aku emang lagi gak tidur, tapi aku butuh ketenangan buat baca buku ini.” Lanjut Gigi kembali. Raffi menyerah, dan mengambil jaket dari lemari.

“Kamu kenapa sih jadi nyebelin gini.?” Tanya Raffi yang tidak faham dengan perubahan mood Gigi

“Hormon, Raffi. Karna hormon saat hamil bisa merubah orang menjadi sensitif” Jawab Gigi

“Iklan kali, hormon bisa merubah orang.” Ucap Raffi seraya memakai jaket

“mau kemana kamu?” tanya Gigi.

“bukan urusan kamu.” Jawab Raffi seraya berjalan menuju luar kamar.

            Raffi mengeluarkan motornya dan dihalaman rumah, Raffi menyalakan motornya dan dengan sengaja menggas motornya berkali-kali dan sangat kencang. Gigi merasa terganggu kembali kali ini dengan Suara bising motor Raffi,  Gigi tetap membaca dan tidak mempedulikan, namun Raffi tidak berhenti – henti menggas motornya dan itu membuat Gigi beranjak dari kamar menuju luar rumah.

“RAFFIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII...................” teriak Gigi, Raffi yang mendengar teriakan itu menoleh kebelakan dan melihat Gigi sudah ada didepan rumah, Raffi tersenyum seraya menginjak gigi motor dan pergi meninggalkan Gigi yang semakin mendekat.

“dasar, gak ngerti apa kalau istrinya lagi badmood.” Dumel Gigi saat Raffi sudah keluar rumah dengan motornya.

**

            Malam harinya tepat pukul 23:00 Raffi baru pulang ke rumah, saat masuk dan menyalakan lampu, Raffi seakan diberi suprise oleh Gigi dengan buku – buku majalah dan sampah – sampah snack yang berserakan di ruang tv, sementara Gigi sendiri sudah tertidur di kamar. Raffi hanya bisa geleng kepala dengan apa yang dia lihat tadi. akhirnya Raffi lah yang membereskan semua kerusuhan yang di buat oleh Gigi sampai ruang tv itu bersih kembali.

            Setelah Raffi membereskan ruang tv, Raffi pun masuk kamar, lampu kamar gelap karna telah dimatikan oleh Gigi, didalam kegelapan Raffi masih bisa melihat Gigi yang sedang tertidur pulas, Raffi memandangi Gigi yang sedang tidur dan Raffi akan mencium bibir Gigi. Namun saat 5cm lagi mulut Raffi menempel dimulut Gigi, Gigi tiba – tiba terbangun dan melihat bayangan yang ia kira hantu, alhasil kepala Raffi didorong Gigi sampai Raffi terjatuh “aduh..!!” dan Gigi hanya bisa teriak “aaaaaaaaaaaaaaa hantu...” Raffi langsung berdiri dan menyalakan lampu.

“Gigi, ini aku Raffi, Raffi Ahmad suami kamu. Bukan hantu.” Ucap Raffi yang mencoba menenangkan Gigi. Gigi membuka matanya perlahan dan berbalik badan dan ya yang dia lihat adalah suaminya, Raffi Ahmad dan bukan hantu.

“Kamu, kamu ngapain sih ganggu tidur aku aja?” tanya Gigi sedikit kesal kepada Raffi karna telah mengganggu tidurnya.

“Ya, maaf. Kan aku niatnya mau cium kamu, eh malah dikira hantu.”

“Habis kamu sih mau cium disaat yang ga tepat. Udah, mandi sanah, aku gak mau seranjang dengan orang yang bau.” Ucap Gigi yang langsung menutupi seluruh badannya dengan selimut dan Raffi yang dibilang bau oleh Gigi, mencium – cium badannya sendiri.

“Orang gak bau, malah dibilang bau.” Ucap Raffi yang membela dirinya.

            Raffi pun segera masuk ke kamar mandi untuk mandi, sementara itu Gigi bangun dan duduk diranjangnya seperti memikirkan sesuatu. Beberapa saat kemudian Gigi beranjak dari ranjang dan membuka lemari, Gigi mengambil jaket yang berwarna biru dan berkaca seraya mengikat rambutnya, pada saat itu pula Raffi keluar dari kamar mandi dengan sudah memakai baju piama dan melihat Gigi dari ujung kaki sampai ujung kepala.

“Kamu mau kemana? Olahraga?” tanya Raffi ke Gigi yang sedang berkaca.

“Aku mau pizza. Aku lagi ngidam.” Jawab Gigi

“Oh pizza, gampang, aku delivery yah.”

“Gak mau, aku maunya makan diluar.” Lanjut Gigi, Raffi melihat jam di dinding dan jam menunjukan tepat jam 00:00.

“Udah jam segini loh, ya kali mau keluar, udah besok aja.” Kata Raffi yang melarang Gigi keluar.

“Gak bisa, Raffi. Kamu gak ngerti, hal – hal yang kaya gini tuh biasa terjadi sama ibu hamil dan gak bisa dilarang. Aku maunya sekarang makan pizza diluar, apa peduli kamu? Sudah tidur aja sanah.”

“Oke Fine, aku akan antar kamu.” Ucap Raffi terpaksa.

“Bentar, aku ganti baju dulu.”

“Ngapain ganti baju? Udah pake itu aja.”

“ini piama, ya kali keluar pake piama?”

“Yaudah mending aku pergi sendiri aja.” Tukas Gigi dan langsung berbalik badan untuk pergi.

“Iyah,,iyah,,,iyah, yaudah ayo.” Ucap Raffi yang tidak bisa berbuat apa – apa saat istrinya akan nekat pergi keluar sendiri ditengah malam ini.

            Raffi keluar kamar duluan sambil membawa kunci mobil, disusul oleh Gigi yang berjalan tepat dibelakang Raffi dan tersenyum senang, karna Raffi  menuruti apa maunya.

            RANS pergi dengan menggunakan mobil Lamborghini, diperjalanan mereka tak saling bicara, diam dan kaku. sebenarnya Raffi ingin memulai obrolan, tapi dia takut topik obrolannya akan menjadi bahan untuk keributan lagi dan Raffi tidak ingin ribut lagi dengan Gigi.

            Sesampainya di tempat, RANS turun dari mobil dan mereka masuk kedalam dengan tangan Gigi merangkul lengan Raffi. Semua orang yang ada ditempat itu memperhatikan RANS sampai RANS duduk.

“tuh kan, gara – gara aku pakai piama jadinya orang – orang pada liatin aku, kan aku malu.” Ucap Raffi, Gigi hanya tersenyum.

“Aku pesen pizza-nya dulu deh, kamu tunggu disini yah.” Pinta Raffi dan Gigi hanya mengangguk.
            Setela Raffi memesan pizzanya, Raffi duduk kembali didepan Gigi.

“sekarang cerita sama aku, kenapa kamu jadi care kayak gini?” tanya Gigi yang memulai obrolan.

“alasannya simple, karna aku gak mau jadi duda diusia pernikahanku yang belum ada 1 tahun.” Canda Raffi, dan Gigi malah mencubit tangan Raffi.

“aawww...sakit yang.!” Rengek manja Raffi, dan Gigi hanya tertawa kecil. Sesaat kemudian pelayan menghampiri RANS dengan membawa pizza yang dipesan Raffi, wajah Gigi berubah menjadi sangat tidak sabar karna ingin segera menyantap pizza tersebut.

“ini pizzanya pak, dan ini minumannya.” Ucap si pelayan tersebut

“oke, terimakasih.” Balas Raffi ke pelayan tersebut, dan si pelayan pergi meninggalkan RANS.

“wwaaawww...pizza.” ucap Gigi yang langsung mengambil sepotong pizza dan memakannya dengan penuh kenikmatan sampai disekitar bibirnya belepotan karna makannya yang cepat. Raffi yang melihatnya tertawa kecil dan membersihkan bibir Gigi dengan tangannya sendiri, Gigi sedikit kaget dengan perlakuan sweet Raffi kepadanya.

“Kamu makannya pelan – pelan aja dong yang.sampe belepotan kayak gini” Ucap Raffi mengingatkan, Gigi hanya tersenyum sambil mengangguk dan mengambil potongan pizza selanjutnya.

“Makasih yah sayang.” Kata Gigi ke Raffi karna sudah menuruti kemauannya.

“Sama – sama yang.”

“Kamu enggak makan pizzanya?” tanya Gigi, Raffi tersenyum dangeleng kepala

“Enggak, kamu aja.” Gigi hanya tersenyum mendengar jawaban dari Raffi.

            Setelah selesai makan pizza, RANS langsung pulang. Dan di tengah – tengah perjalanan Gigi tertidur, dan Rambut indahnya menutupi sebagian wajahnya, Raffi yang sesekali memalingkan pandangan ke Gigi akhirnya berinisiatif untuk membenarkan rambut Gigi yang menghalangi wajah Gigi dan setelah itu Raffi kembali fokus menyetir mobil.

**

            Pagi harinya, Gigi terbangun dari  tidurnya dan mendapati tidak ada Raffi disampingnya, ini tidak seperti biasanya, yang mana Gigi lah yang selalu bangun duluan.akhirnya Gigi bangun dan duduk sejenak di kasur.

“Raffi.......?” panggil Gigi, dan tiba – tiba pintu kamar terbuka, Raffi masuk dengan membawa segelas susu ibu hamil untuk sang istri.

“sayang. Kamu udah bangun? Nih aku bawain susu ibu hamil buat kamu.” Ucap Raffi yang duduk disamping Gigi dan memberikan susu itu kepada Gigi, Gigi tersenyum manis.

“Kok tumben sih kamu bawain susu buat aku, bangun duluan, terus udah mandi lagi.”

“Iyah dong, mulai hari ini aku akan menuruti apa keinginan kamu dan akan ngertiin kamu. Aku tau kamu kaya gitu kemarin karna bawaan bayi kita. harusnya aku bersikap lebih dewasa lagi, karna istri yang lagi hamil itu harus dingertiin & dimanjain, karna keadaan psikologis ternyata mempengaruhi kesehatan janin, jadi aku gak mau terjadi apa-apa sama kamu dan calon anak kita. Jadi aku minta maaf yah kalau kemarin aku marah – marah sama kamu.” Ucap Raffi yang meminta maaf ke Gigi.

“Aku maafin,aku juga minta maaf yah, kemarin udah marah – marah sama kamu.” Balas Gigi dengan senyuman manisnya dan Raffi mengangguk tanda ia juga memaafkan Gigi

“Aku suka dengan perubahan kamu, kok bisa sih secepat ini kamu bisa care lagi sama aku.? Aku kira kamu akan terus seperti kemarin sampai aku lahiran nanti.” Lanjut Gigi

“Engga lah yang, kan kemarin aku kerumah, ketemu sama mamah sambil curhat juga tentang masalah kita kemarin, jadi mamah kasih saran deh ke aku.” Tukas Raffi

“Berarti keluarga kamu udah tau tentang kehamilan aku dong.?”

“iyah yang. Udah pada tau. Yaudah sekarang diminum dong susunya” pinta Raffi, dan Gigi menuruti apa perintah suaminya, susu segelas langsung habis diminum Gigi tanpa jeda dan gelas bekas susunya disimpan Gigi di meja samping.

“Makasih yah sayang. I love you” Ucap Gigi

“Love you too. Sun dong” saat Gigi akan mencium Raffi, Raffi tiba-tiba menghentikannya.

“Stooopppp....! aku lupa, ternyata kamu belum mandi, aku gak mau dicium sama orang yang belum mandi, bau tau.” Ucap Raffi yang seakan – akan ingin membalas dendam dengan kejadian semalam.

“yee, kamu mau balas dendam yang semalem yah?”

“Enggak, enggak. Aku Cuma gak mau aja dicium sama orang yang belum man............” perkataan Raffi terputus karna secepat kilat Gigi langsung mencium pipi Raffi..

“AAAAAAAAAAAA,,,,,,GIGI........!!!”

Untuk komentar, saran, maupun masukkan silahkan ke akun twitter aku yah @akumimin
thanks for reading..    :)