Pada pagi itu Raffi terbangun dari tidurnya dan memeluk
yang ada disebelahnya, namun yang dia peluk ternyata guling dan bukan istrinya
seperti yang dia harapkan. Raffi membuka matanya, dia bingung istrinya tidak
ada disebelahnya dan akhirnya dia bangun dan duduk dikasur sembari mengucek –
ngucek matanya agar bisa fokus kembali.
“Sayaaaaaaang....???”
panggil Raffi ke Istrinya namun tak ada jawaban dari sang istri Nagita.
“Gigi kemana sih? Kok
udah gak ada, kan pengen meluk” dumel Raffi.
Raffi akhirnya turun
dari kasur untuk mencari Gigi.
“Yaaaaaang.......kamu
dimana?” teriak Raffi, namun kembali tidak ada jawaban dari Gigi
Langkah kaki Raffi
tertuju ke pintu kamar mandi yang terbuka, Raffi langsung masuk ke kamar mandi
dan mendapati Gigi sedang senyum – senyum sendiri melihat benda kecil yang
sedang ia pegang.
“yaaaang,,,kamu ngapain
disini? Senyum – senyum sendiri lagi.” Ucap Raffi yang heran dengan Gigi, Gigi
hanya meliriknya sebentar dan tatapannya langsung tertuju kembali ke benda
kecil itu.
“yaang, itu benda
apaan?” tanya Raffi
“test pack!” jawab Gigi
singkat
“test pack? Buat
periksa hamil - hamil gitu?”
“iyah sayang..”
“kamu beli ginian emang
kamu lagi hamil?”
“iiiihhh Raffi, aku gak
akan beli test pack kalau aku gak merasa hamil”
“kamu hamil yang?” tanya
Raffi terkejut, Gigi mengangguk sambil tersenyum.
“seriuss?”
“iyah, lihat deh.” Gigi
menunjukan test pack itu ke Raffi dan Raffi langsung mengambil benda kecil itu
dari tangan Gigi dan mencoba membacanya dengan mata yang menyipit alias
bingung.
“apa yang di lihat
yang? Hehee aku bingung”
“hhmmm, disinikan ada
garis merah”
“iyah!”
“kalau garis merahnya
ada satu berarti negatif, kalau ada dua berarti positif hamil”
“ini garisnya dua yang,
berarti kamu....???” lirikan mata Raffi langsung terarah ke mata Gigi dan Gigi
mengangguk tanda memberi jawaban ‘ya’ kalau dia hamil.
“kamu hamil yang,
alhamdulillah akhirnya kamu hamil juga.” ucap Raffi senang
“iyah sayang,
alhamdulillah”
“kamu yakin,kan?”
“dua kali tes, dua kali
hasilnya sama” jawab Gigi, Raffi langsung peluk istrinya sangat erat
“jangan erat – erat
meluknya, inget sekarang ada si dede di perut aku, entar dia kejepit lagi” ucap
Gigi dan Raffi langsung melepaskan pelukannya
“hehe maaf yang, saking
senengnya.”
Raffi langsung
membungkukkan badannya dan berbicara ke perut Gigi
“hai dede, maafin dady
yah hehe” ucap Raffi, Gigi tertawa kecil.
“what? Dedi? Dedi kan
nama kang es cendol di kampus”
“iihh kamu mah, masa
aku disamain sama kang cendol sih, itu tuh ‘dady’ sayang,,,dibacanya dedi, biar
keren gitu kayak bule bule”
“iyah tau – tau, canda
kok” jawab Gigi sembari membelai pipi Raffi
“kita sekaarang ke
Rumah Sakit yah yang, buat mastiin usia kehamilan kamu”
“iyah, aku mandi dulu,
kamu juga.”
“mandi berdua aja deh
yang, biar cepet, yah?” pinta Raffi, namun Gigi langsung melototinya
“enggak! Enak aja, udah
kamu keluar dulu” jawab Gigi seraya mendorong tubuh Raffi untuk keluar dari
kamar mandi dan menutup pintu kamar mandi setelah Raffi keluar
“yaahhh,,,kamu mah
yang.” Ucap Raffi yang macun didepan pintu kamar mandi
**
@ Rumah Sakit
RANS sedang duduk dikursi tunggu depan ruang Poli
Kandungan, menunggu Giliran untuk masuk. Saat menunggu giliran, Gigi memainkan
handphone-nya dan Raffi malah celingak-celinguk melihat sekitar Rumah Sakit,
dan tiba – tiba mata Raffi tertuju pada tulisan diatas pintu Ruang Poly
Kandungan. Dan Raffi membaca tulisan itu.
“Dokter Vagin.A ,Sp.OG
! yampun, mentang-mentang dokter kandungan, nama aja sampe Vagin.A! ‘A’ nya apa
coba?”
“hus, kamu jangan
kenceng-kenceng ngomongnya.” Ucap Gigi
“Enggak,yang. Aneh aja
namanya Vagin.A! Coba kalau titiknya di ilangin kan jadi........” belum selesai
Raffi bicara, suster membuka pintu Ruang Poly Kandungan dan memanggil nama
pasien berikutnya yang akan diperiksa.
“Ibu Nagita?” Panggil
suster jaga yang memanggil nama pasien berikutnya untuk masuk dan diperiksa.
Gigi yang merasa dipanggilpun langsung beranjak dari duduknya dan diikuti oleh
Raffi.
Didalam
ruangan Gigi sedang diperiksa oleh dr.Vagin.A! Gigi diperiksa dengan
menggunakan alat yang disebut Ultra SonoGrafi atau USG dan ada Raffi disamping
Gigi yang pandangannya tertuju ke layar monitor USG.
“Gimana dokter,
kandungan istri saya sehat?” tanya Raffi
“bagus yah, sehat. Nih
janinnya.” Ucap dokter yang menunjukan gambar janin yang ada dimonitor ke RANS.
“kok kayak kacang yah
dok?” celetuk Raffi heran dengan bentuk janin itu, dokter dan Gigi hanya
tertawa kecil.
“semua kehamilan yang
usianya baru 5 minggu emang seperti ini pak Raffi. Nanti saat usinya 4 bulan ke
atas baru bisa terbentuk sempurna” Jawab dokter yang mencoba menjelaskan ke
Raffi
“oh,,gitu yah dok” ucap
Raffi
“jadi usianya baru 5
minggu yah dok?” tanya Gigi
“iyah, usianya baru 5
minggu, nih suara detak jantungnya sudah bisa terdengar.”
( dug, dug, dug, dug,
dug, dug ) RANS saling tatap saat mendengar suara denyut jantung calon anak
mereka.
“ajaib!” ucap Raffi
yang sangat terkesan mendengar denyut jantung calon anaknya.
Setelah Gigi selesai di
USG, RANS duduk dikursi depan meja dokter dan dokter menjelaskan hasil USG tadi
seraya memberikan konseling untuk Gigi yang hamil muda.
“Jadi usia kandungannya
baru berjalan 5 minggu, ini masih rentan jangan bekerja berat – berat dulu,
jaga kesehatan jangan kecapean, makanan jangan ada yang dipantang, kalau mual
kurangi makan makanan yang berlemak, makan sedikit namun sering.” Ucap dr.
Vagin yang memberikan penjelasan kepada RANS
“oh gitu yah dok, terus
dok untuk kontrol ulang itu kapan lagi dok?” tanya Gigi
“untuk kontrol ulang
itu masih sebulan sekali, tapi kalau ada keluhan bisa langsung kesini tanpa menunggu
sebulan,
“Kalau untuk
berhubungan dok itu gimana? Boleh apa jangan?” tanya Raffi
“Kalau itu jangan dulu,
tunggu sampai kandungannya sudah besar baru boleh, ibu Nagita kan usia
kehamilannya baru 5 minggu jadi jangan dulu.”
“eemmm gitu, jadi kalau
usia kehamilan istri saya sudah semakin tua baru boleh dok?”
“iyah, karna apa? Karna
sperma bisa menimbulkan kontraksi pada rahim, ditakutkannya kalau melakukan
hubungan diusia kehamilan yang muda bisa terjadi keguguran.”
“waduh bahaya juga yah
dok.” Ucap Raffi, Gigi tiba – tiba menepuk pundak Raffi
“kamu kuat kan?” tanya
Gigi
“Hah? Eemm kuat dong
yang hehee tenang.” Jawab Raffi.
“haha boleh sesekali
asal jangan terlalu sering, kalau diusia yang sekarang jagan dulu deh. Gimana? ada
yang ditanyakan lagi?” tanya balik dokter ke pasutri RANS
“cukup dulu sepertinya
dok.” Jawab Gigi singkat
“yasudah kalau begitu
ini ada vitamin, jangan lupa diminum yah..dan sekali lagi selamat”
“iyah dok siap..
terimakasih yah dok!”
**
Diperjalanan menuju rumah, Raffi yang sedang engendarai
mobil Lamborghini miliknya mencoba mengingatkan kembali apa yang dikatakan
dokter kepada Gigi, karna Raffi tidak ingin terjadi apa – apa dengan janin yang
sedang dikandung istrinya.
“ingetkan apa kata
dokter tadi? kamu gak boleh cape – cape.” Ucap Raffi kepada Gigi
“iyah sayang, aku gak
akan cape – cape, lagi pula sekarangkan aku lagi libur semester jadi insya
Allah aman.”
“yang, kamu cuti aja
deh kuliahnya yah, mulai dari sekarang aja.” Pinta Raffi kepada istrinya
“Gak bisa sekarang dong
sayang, nunggu nanti kalau udah 8 bulan aku baru ambil cuti.”
“Ya, kan aku khawatir
sama kamu yang, sama si dede juga.”
“Aku janji aku akan
jaga anak kita ini, kamu jangan khawatir yah.” Ucap Gigi yang mencoba meredakan
ke khawatiran Raffi.
“Yaudah, ohya! Biasanya
ibu hamil itu suka ngidam, kamu ngidam apa yang?” tanya Raffi
“Hhmmm, apa yah? Eemmmm
aku pengen manggah deh.”
“Yaudah entar aku turun
beli manggah yah..”
**
@ Home
Di rumah, Gigi sedang duduk ditepi kolam berenang,
menikmati udara yang sejuk sembari mengelus – elus perutnya yang masih datar.
Sesaat kemudian Raffi datang membawa potongan manggah yang sangat kuning, yang
apabila dimakan, hmmm sangat enak.
“Sayang, ini aku bawa
mangganya, hehee..” ucap Raffi sambil duduk disamping Gigi dan memberikan mangganya
ke Gigi, namun expresi Gigi menunjukan ketidak sukaan setelah melihat mangga
itu.
“Kenapa yang? Ini
mangganya, kan tadi kamu bilang mau mangga, ini udah aku potongin.”
Raffi menusuk 1
potongan mangga dan menyuapi mangga itu ke Gigi, namun tangan Gigi menahan
tangan Raffi yang akan menyuapinya.
“Kenapa yang?” tanya
Raffi heran.
“Kamu mah aneh, aku kan
maunya mangga muda, bukan mangga matang, gimana sih?” jawab Gigi ketus, Raffi
seketika manyun
“Aku kan gak tau kamu
mau mangga muda, tadikan kamu bilangnya pengen mangga, yaudah aku beli mangga.”
“Harusnya kamu tau,
mangga yang diingini wanita hamil itu mangga muda.”
“Ya kan aku baru punya
istri hamil sekarang, jadi belum tau apa – apa.” Ucap Raffi, namun Gigi malah
buang muka dan tidak menjawab ucapan Raffi, Raffi menarik nafas dan mengelus
dada mencoba bersabar dengan sikap istrinya.
“Yaudah, mau kamu
sekarang apa?” tanya Raffi, Gigi menghadap Raffi kembali dan mengambil piring
yang berisikan potongan buah mangga.
“Yang aku mau sekarang,
kamu makan buah mangga ini, coba ‘a’.” Gigi menyuapi Raffi buah mangga itu,
Raffi pun bersedia demi istriya yang sedang hamil itu.
Belum habis 1 suapan buah mangga dimulut Raffi, Gigi
sudah menyuapinya lagi berkali – kali sampai mulut Raffi penuh dengan mangga.
Gigi mulai tertawa kecil.
“Yang, udah dulu.....penuhh,,,”
ucap Raffi dengan mulut penuh dengan Mangga. namun Gigi geleng kepala tanda dia
menolak perminaan Raffi. Gigi tidak akan berhenti sampai mangga itu habis dari
piringnya.
“Satu lagi nih..!” ucap
Gigi yang akan menyuapi mangga terakhir ke mulut Raffi.
“Habis, hehee..” tawa
kecil Gigi membuat Raffi tersenyum kecil, sambil menahan muntah Raffi tetap
tersenyum sembari melihat wajah istrinya yang senang karna misinya berhasil
ngerjain suaminya. Tak sanggup menelan mangga yang penuh dimulutnya akhirnya
Raffi pun taluk dan pergi kebelakang meninggalkan istrinya sendirian untuk
memuntahkan mangga itu.
**
Malam harinya Raffi sedang menonton sinetron favoritnya
yang berjudul ‘Rambutan Lupa Bulunya’, Raffi sangat asik menonton sinetron itu
sambil tertawa – tawa sendiri, sampai ‘Bersambung’ Raffi masih menonton
Bts-nya, dan saat dia minum air sambil menonton BtS yang sedang ada adegan
lucu, Raffi pun keselak batuk – batuk namun sambil ingin ketawa, Gigi yang tak
sengaja lewat dan melihat Raffi seperti itu, ia pun menghampiri suaminya, duduk
disampingnya dan menepuk - nepuk kecil punggung suaminya sampai batuknya
hilang.
“Kamu kalau minum tuh
yang bener.” Ucap Gigi
“Hehe Aku bener ko yang
minumnya, itu tuh gara – gara si rambutan, lucu banget dia hahaa.”
“Kamu inget aku tuh
sekarang lagi hamil, kalau nonton gituan bilang ‘amit-amit jabang bayi’.”
“Iyah yang, amit – amit
jabang bayi.” Ucap Raffi yang menuruti perkataan Gigi
“Nah gitu dong..”
lanjut Gigi, Raffi langsung mengecup kening istrinya dan tidur dipaha Gigi
seraya mengelus – elus perut Gigi.
“Kamu kok gak kerja sih
hari ini?” tanya Gigi
“yaa,,karna aku pengen
nemenin kamu yang lagi hamil. Aku pengen kasih 1 hari ini buat kamu, karna kamu
udah kasih kabar bahagia buat aku, jadi aku juga pengen kasih kebahagiaan ke
kamu dengan aku gak kerja dulu sehari, kamu senang gak ada aku dirumah
seharian? ”
“senang kok, senang
banget malah. Coba kamu bangun dulu.” Pinta Gigi, dan Raffi pun bangun
“makasih yah sayang.”
Kata Gigi sembari membelai pipi Raffi. Dan entah merasa diberi kode oleh Gigi,
Wajah Raffi mendekat ke arah wajah Gigi dan kissing pun terjadi, Raffi
melakukannya dengan sangat pelan dan lembut.
Beberapa saat kemudian Raffi melepaskan ciuman itu namun
wajah Gigi memasang expresi kecewa, Raffi tersenyum.
“Kita lanjut dikamar
yuk yang.” Ajak Raffi, dan Gigi pun
mengangguk. Raffi langsung menggendong istrinya. Namun saat Raffi
berjalan ke arah kamar tiba-tiba langkahnya terhenti, karna tangan Gigi yang
merangkul leher Raffi , tiba-tiba merundukkan kepala Raffi dan Gigi pun mencium
Raffi dengan sangat agresif, Raffi pun tak melakukan perlawanan, dia menikmati
dan melanjutkan jalan menuju ke kamar dan langsung masuk kamar karna pintu
kamar terbuka dan Raffi menutup kamar dengan kakinya.
**
Pagi harinya, Raffi terbangun dan meraba-raba sampingnya,
ternyata Raffi kembali bangun tidur tanpa ada Gigi disampinya. Kemudian dia
bangun dan duduk sejenak sambil minum segelas air putih dimeja samping sebelum
dia turun dan mencari istrinya.
“Gigi semenjak hamil
jadi ngilang-ngilang mulu pas aku bangun tidur.” Ucap Raffi yang langsung
beranjak dari kasur untuk mencari Gigi.
Raffi mencari – cari Gigi ke kamar mandi, namun dia tidak
menemukan Gigi disana, Raffi mencari ke dapur namun hasil sama tidak ada juga.
Raffi mencari ke depan rumah, tidak ada juga. Sebenarnya dimana Gigi?
“Sayaaaaang,,,,,,kamu
dimana?” teriak Raffi, namun tak ada jawaban dari Gigi, Raffi pergi ke taman
yang ada disamping rumah, dan disana Raffi menemukan Gigi yang sedang melakukan
gerakan yang menurutnya aneh dan tidak biasa Gigi lakukan.
“yang,,,,???” panggil
Raffi, Gigi menengok ke arah suara yaitu Raffi
“HAHAHAHAHA kamu lagi
ngapain sih?” tanya Raffi seraya tertawa melihat istrinya melakukan gerakan
yang menurutnya aneh.
“iihhh Raffi, kamu
ganggu aku aja, aku tuh lagi senam hamil tau, jangan ketawa, gak ada yang lucu”
Jawab Gigi yang sedikit sebel karna
senam hamilnya diganggu Raffi.
Raffi mendekat ke Gigi dan duduk didepan Gigi sambil
membuka lembar demi lembar gambar yang menunjukan gerakan senam hamil. Beberapa saat kemudian Raffi mengambil
ancang – ancang dan Raffi pun memperagakan beberapa gerakan senam hamil yang
ada dibuku itu. Gigi yang melihat Raffi dibuat tertawa atas ulah suaminya itu.
“HAHAHHAA, Raffi ih
kamu apa – apaan sih, udah stop. Kamu aneh tau.!” Ucap Gigi ke suaminya,
akhirnya Raffi menghentikan tingkahnya tersebut dan duduk bersila seraya
memandang Gigi.
“hehee sekarang kamu
tau kan kenapa tadi aku ketawa pas liat kamu melakukan gerakan aneh ini.!”
“gerakan senam hamil,
bukan gerakan aneh.!” Samber Gigi
“Iyah pokoknya itu,
kamu udah selesai belum senamnya?”
“Udah, oh iyah! Hari
ini kan kamu lagi libur kerja. Kita ke super market yuk, aku lupa beli susu
hamil, sekalian kita beli kebutuhan rumah yang udah habis juga.”
“ayoo, eh sebentar
yang, syuuuttt....” kata Raffi seraya menempelkan jari telunjuk kanannya ke
depan mulutnya untuk memberi tahu Gigi agar tidak berisik.
“kenapa sih?” tanya
Gigi berbisik
“aku denger suara aneh
yang, syuttt dengerin deh.” Pinta Raffi agar Gigi sejenak diam dan mendengarkan
suara yang dimaksud Raffi, tiba-tiba ada suara ‘DDDUUUUUttttt..’
“iiiihhh
Raffi,,,,,,nyebelin banget sih.” Ternyata itu suara kentut Raffi. Sontak Gigi
menutup hidungny dan sambil memukul – mukul Raffi karna dia kentut sangat
keras..namun Raffi malah tertawa meledek.
“Ampuun yang, aku sakit
perut HAHAAHA.” Lanjut Raffi.
Awal pagi yang menyenangkan untuk pasangan suami istri,
lelucon konyol itu bisa menambah kadar cinta untuk mereka.
**
Gigi keluar rumah dengan menggunakan baju pink dan rok
pendek berwarna hitam dan wedges yang tidak terlalu tinggi, tak lupa Gigi juga
membawa tas hermes Pink-nya. Sementara style Raffi hari ini adalah celana
jeans, kaos putih polos dan ditimpah kemeja biru yang semua kancingnya terbuka,
tak lupa Raffi hari itu memakai kupluk. Dan mereka berdua pun masuk ke mobil.
@Mall
RANS berbelanja kebutuhan rumah tangga dan susu hamil untuk
Gigi, dan yang pertama mereka cari adalah susu hamil. Segera mereka ketempat
dimana susu – susu ibu hamil disimpan.
Disaat mereka mengambil susu hamil pilihan Gigi, ada anak
bayi yang merangkak ke arah RANS sambil tertawa-tawa kecil ala bayi, dan saat
RANS melihat bayi tersebut, mereka saling tatap dan Raffi langsung menggendong
bayi tersebut dan membawanya ke arah Gigi. Bayi itu terlihat senang berada
ditengah-tengah RANS.
“yampuun,,,lucu banget
kamu de.” Kata Gigi seraya ajak main bayi itu, dan bayi itu tertawa kecil.
“lucu banget
ketawanya.!” Ucap Raffi, sesaat kemudian ada ibu bayi tersebut datang dengan
wajah kebingungan.
“astaga nak,,, ternyata
kamu ada disini.” Ucap si ibu bayi yang langsung menggendong anaknya dari
pangkuan Raffi. Ibu bayi itu terlihat lega karna sudah menemukan anaknya
kembali.
“eem,,,maaf yah ini
anak saya, dia sedang aktif banget merangkak.” Kata si ibu bayi kepada RANS,,
“oh iyah gak apa – apa
bu, tadi si dedenya merangkak ke arah kita, karna lucu jadi sama kita diajak
main deh hehe..” Jawab Raffi, si ibu pun tersenyum dan pada saat itu pula
pandangannya tertuju ke tangan Gigi yang sedang memegang susu bumil.
“Lagi hamil?” tanya si
ibu kepada Gigi
“eemm iyah bu,hehe”
jawab Gigi singkat
“waahhh selamat yah,
kalian akan segera menjadi orangtua.”
“makasih bu, amin..”
ucap RANS serentak
“kalian akan menjadi
the best father & mother, terlihat tadi saat kalian ajak main anak saya.”
Lanjut ibu tersebut, RANS tersenyum mendengar perkataan si ibu tadi.
“amin, semoga seperti
itu.” Balas Gigi.
“yaudah, om tante aku
pergi dulu yah..dadah..!” kata ibu tersebut seraya melambai-lambaikan tangan
anaknya yang tertawa kegirangan.
“iyah dede dadah..” ucap
Raffi yang membalas lambaian tangan dede bayi itu.
Setelah bayi itu pergi dengan ibunya, RANS saling tatap
dan tertawa malu, setelah itu mereka melanjutkan belanjanya kembali.
Setelah apa yang mereka butuhkan sudah dibeli, RANS pun
keluar dari super market itu, dengan semua kantong belanjaan dibawa oleh kedua
tangan Raffi. Saat perjalanan keluar, Gigi merasa pusing dan mual ‘uuweekkk’ dan
dia menutup mulutnya dengan tangannya mencoba menahan mual.
“sayang, kamu kenapa?”
tanya Raffi khawatir dengan istrinya, namun Gigi tidak menjawab pertanyaan
Raffi, Gigi kembali mual dan tidak kuat ingin muntah.
“yang,,,,,kamu mual?”
tanya Raffi kembali
“Raffi, toilet dimana?
Aku mau muntah.” ‘uweeekk’ Gigi menutup mulutnya
“eh eh jangan muntah
disini yang, ayo ayo ikut aku.” Raffi menunjukan jalan menuju toilet. Ssampai
di toilet Raffi menunggu cemas didepan toilet, berharap Gigi tidak kenapa –
kenapa di dalam toilet.
Beberapa saat kemudian Gigi keluar dari toilet dan
langsung memeluk manja Raffi. Raffi sebenarnya agak sedikit risih karna Gigi
memeluknya dihadapan umum, yang mana setiap orang lewat depan RANS, mereka
melihatnya dan itu yang membuat Raffi malu.
“yang,,,,udah yah,
sekarang kita pulang yah. Istirahat.” Ucap Raffi, Gigi pun melepaskan
pelukannya dan merekapun keluar dari Mall. Sementara Gigi masuk duluan ke
mobil, Raffi memasukkan belanjaan ke bagasi belakang mobil, setelah semua
belanjaan disimpan Raffi pun segera masuk mobil dan langsung tancap gas untuk
pulang.
Diperjalanan Gigi terlihat lemas, sesekali Raffi
memalingkan pandangannya ke Gigi, Raffi sedikit khawatir dengan keadaan
istrinya itu, dia tidak tega melihat Gigi lemes seperti itu.
“yang..kamu gak apa-apa
kan?” tanya Raffi seraya membelai lembut rambut Gigi, namun Gigi tidak
menjawab.
“yaaaangg...????” Raffi
kembali memanggil Gigi
“hheeemmm...!” gumam
Gigi yang menjawab pertanyaan Raffi. Kemacetan jalanan membuat mobil Raffi
tidak bergerak dan itu dipaka Raffi untuk perhatian kepada Gigi dengan memegang
kepala Gigi dengan kedua tangannya.
“kamu lemes banget sih
yang, kamu mau minum?” tanya Raffi dengan posisi tangannya masih ada di kepala
Gigi dan Gigi hanya menggelengkan kepala.
“trus mau apa dong?
Bilang sama aku.” Kata Raffi, tapi Gigi malah melepaskan kedua tangan Raffi
dari kepalanya.
“aku mual sayang.”
Jawab Gigi singkat.
“mual lagi yang?
Aduuuhh jangan muntah dimobil yah yang..” Perkataan Raffi semakin membuat Gigi
mual, Gigi pun menutup mulutnya kembali.
“pelastik.” Ucap Gigi
“pelastik? Bentar yang
aku cari dulu.” Jawab Raffi yang sedikit panik dan mencari – cari pelastik,
namun Raffi tidak menemukan 1 pun pelastik
“Gak ada yang,,,gak ada
pelastik.” Lanjut Raffi dengan nada panik..
“yaaannngg pleasee
jangan muntah di mobil dulu yah, aduh macet lagi, yang tahan kita cari.....”
perkataan Raffi terpotong setelah tiba – tiba Gigi mengambil kupluk yang
dipakai Raffi untuk tempat muntahnya dan disaat itu pula Raffi melotot syok
melihat kupluk kesayangannya dimuntahin oleh istrinya sendiri.
Setelah selesai muntah, tangan kiri Gigi menarik tisu
yang ada di dasboard mobil untuk melap mulutnya dan tangan kanannya memberikan
kupluk itu ke Raffi, namun Raffi tidak mengambilnya, Raffi malah memasang wajah
sedih dan jijik meratapi kupluk kesayangannya.
“KAMU KENAPA MUNTAH
DIKUPLUK AKU? KAMU TAU GAK, ITU TUH KUPLUK KESAYANGAN AKU TAU, APA KAMU GAK
BISA NAHAN SEDIKIT HAH?” hardik Raffi yang membuat mata Gigi membulat.
“APA? DI TAHAN? KAMU
PIKIR MUNTAH ITU BISA DITAHAN? ENGGA BISA RAFFI.” Jawab Gigi dengan nada yang
sama.
“YA, TAPI JANGAN MUNTAH
DI KUPUK AKU JUGA.”
“KAMU PIKIR ITU MAU AKU
MUNTAH DIKUPLUK KAMU? BUKAN.!”
“KALAU BUKAN KAMU SIAPA
LAGI?” tanya Raffi kesal
“ANAK KAMU, RAFFI.”
Jawaban Gigi membuat Raffi terdiam dan saling menatap tajam dengan Gigi. suara
klakson mobil dari belakang membuat Raffi harus menggerakkan mobilnya kembali
dan dengan wajah yang masih kesal, Raffi melanjutkan perjalanannya untuk
pulang.
Sesampainya di depan rumah, Gigi turun duluan dengan wajah
sebal kepada suaminya dan meninggalkan kupluk bekas muntahannya didalam mobil.
Disusul Raffi keluar mobil dengan membawa kupluk itu dengan menahan jijjik.
“Gigi, tunggu dulu.”
Pinta Raffi
“apa lagi sih?” tanya
balik Gigi, Raffi pun mendekat.
“aku mau sekarang kamu
cuci kupluk ini.” Pinta Raffi ke Gigi
“engga mau, aku mau
istirahat, cape.” Tolak Gigi
“GIGI, KAMU NYEBELIN BANGET
SIH, INI SEMUA KARNA KAMU, JADI KAMU YANG HARUS BERTANGGUNG JAWAB.”
“RAFFI, AKU MUAL MUNTAH
KARNA HAMIL, DAN AKU HAMIL KARNA SIAPA? KARNA KAMU. JADI YANG HARUS BERTANGGUNGJAWAB ITU KAMU.”
“JADI MENURUT KAMU, AKU
YANG HARUS CUCI KUPLUK INI,IYAH?”
“YES!” ucap Gigi
“NO.” Kata Raffi
Gigi mulai merasa mual kembali, Gigi mencoba menahan muntahnya dengan menarik
nafas panjang dan membuangnya dan Raffi pun menggerak – gerakkan tulang
lehernya agar ototnya menjadi rileks kembali.
“Raffi please, tolong
ngertiin. Wanita yang ada dihadapan kamu ini sedang hamil dan dia sedang
mengalami morning sick, jadi tolong jangan membuat dia kesal.” Ucap Gigi pelan
“oke, aku akan ngertiin
kamu, tapi dengan 1 syarat, cuci kupluk kesangan aku ini.” Lanjut Raffi dengan
memberikan kupluk yang ia pegang dengan kedua tangannya kepada Gigi, namun Gigi
malah merasa mual kembali dan muntah di kupluk yang sedang Raffi pegang itu,
Raffi yang menyaksikannya hanya terdiam dengan expresi wajah yang menggambarkan
jijik. Dan akhirnya kupluk itupun dibuang ke tempat sampah oleh Raffi.
Setelah ribut – ribut dihalaman depan rumah, Gigi
langsung masuk ke kamar untuk istirahat, sementara Raffi menurunkan semua
belanjaan di mobil kedalam rumah dan membereskannya didapur hanya sendiri.
Merasa cape dan gerah, Raffi membuka bajunya, sehingga
dadanya yang bidang dan perutnya yang sedikit buncit terlihat. Raffi membuka
lemari es dan mengambil sebotol minuman soda, kemudian Raffi menyalakan tv dan
duduk seraya meminum minuman soda itu. Namun karna volume tv yang sangat keras
membuat Gigi yang sedang beristirahat merasa terganggu dengan volume tv itu.
“RAFFIIIIIIIIIIII
MATIIN TV-NYA.AKU LAGI ISTIRAHAT.” Teriak Gigi didalam kamar
“gak bisa yang, aku
lagi pusing, butuh hiburan.” Balas Raffi. Gigi semakin bete dengan jawaban
Raffi, akhirnya Gigi keluar dari kamar untuk menemui Raffi.
“KECILIN VOLUMENYA,
KAMU TIDAK TINGGAL SENDIRIAN DISINI.” Lanjut Gigi dengan nada marah, Raffi
mencoba terus bersabar.
“ya, emang bener aku
gak tinggal sendirian disini, terus?” jawab Raffi dengan nada menantang.
“INI SIANG BOLONG, DAN
VOLUME SEGEDE INI DISIANG BOLONG ITU KONYOL.” Balas Gigi seraya mengambil remot
tv dimeja dan mematikan tv-nya tanpa memperdulikan Raffi, Gigi kembali ke kamar dengan membawa remot tv tersebut.
Raffi menarik nafas panjang dan meminum soda, kemudian Raffi menyalakan tv
kembali langsung dari tv-nya. Dan Gigi yang mendengar suara tv menyala kembali,
langsung bergegas kembali kehadapan Raffi.
“RAFFI KENAPA DINYALAIN
LAGI SIH?” tanya Gigi marah
“AKU YANG MEMBELI TV
INI, AKU AKAN MENONTON KAPAN PUN AKU MAU DENGAN VOLUME YANG SEBESAR APAPUN,
JADI TOLONG MULAI SEKARANG JANGAN GANGGU AKU LAGI.” Jawab Raffi.
“OKE.” Balas Gigi
sembari menyimpan remot tv dimeja dan akhirnya Gigi mencabut sekaligus mengambil
kabel tv itu secara paksa.
“GIGI KAMU APA – APAAN
SIH?” tanya Raffi sebal
“AKU YANG MEMBAYAR
TAGIHAN LISTRIK SETIAP BULAN, JADI MAAF MULAI SEKARANG KAMU TIDAK BISA MENONTON
TV KAMU LAGI.” Jawab Gigi, setelah itu Gigi menuju kamar dengan membawa kabel
tv itu. Raffi hanya bisa manyun menahan kekesalan karna istrinya yang moodnya
sangat berubah.
Raffi memakai bajunya kembali dan pergi ke kamar untuk
mengambil sesuatu, di kamar Raffi tidak menemukan Gigi sedang tidur, yang Raffi
lihat Gigi sedang membaca buku tentang kehamilan.
“katanya mau istirahat,
kok engga tidur?” tanya Raffi pelan seraya mengambil kunci motor di laci
samping tempat tidur.
“tadi aku tidur, tapi
karna kamu nyalain tv aku jadi terbangun dan gak bisa tidur lagi.” Jawab Gigi,
tanpa mengalihkan pandangan dari buku.
“mana sinih kabel
tv-nya?” pinta Raffi
“no Raffi.” Tolak Gigi
“ aku emang lagi gak
tidur, tapi aku butuh ketenangan buat baca buku ini.” Lanjut Gigi kembali.
Raffi menyerah, dan mengambil jaket dari lemari.
“Kamu kenapa sih jadi
nyebelin gini.?” Tanya Raffi yang tidak faham dengan perubahan mood Gigi
“Hormon, Raffi. Karna
hormon saat hamil bisa merubah orang menjadi sensitif” Jawab Gigi
“Iklan kali, hormon
bisa merubah orang.” Ucap Raffi seraya memakai jaket
“mau kemana kamu?”
tanya Gigi.
“bukan urusan kamu.”
Jawab Raffi seraya berjalan menuju luar kamar.
Raffi mengeluarkan motornya dan dihalaman rumah, Raffi
menyalakan motornya dan dengan sengaja menggas motornya berkali-kali dan sangat
kencang. Gigi merasa terganggu kembali kali ini dengan Suara bising motor Raffi,
Gigi tetap membaca dan tidak
mempedulikan, namun Raffi tidak berhenti – henti menggas motornya dan itu
membuat Gigi beranjak dari kamar menuju luar rumah.
“RAFFIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII...................”
teriak Gigi, Raffi yang mendengar teriakan itu menoleh kebelakan dan melihat
Gigi sudah ada didepan rumah, Raffi tersenyum seraya menginjak gigi motor dan
pergi meninggalkan Gigi yang semakin mendekat.
“dasar, gak ngerti apa
kalau istrinya lagi badmood.” Dumel Gigi saat Raffi sudah keluar rumah dengan
motornya.
**
Malam harinya tepat pukul 23:00 Raffi baru pulang ke
rumah, saat masuk dan menyalakan lampu, Raffi seakan diberi suprise oleh Gigi
dengan buku – buku majalah dan sampah – sampah snack yang berserakan di ruang
tv, sementara Gigi sendiri sudah tertidur di kamar. Raffi hanya bisa geleng
kepala dengan apa yang dia lihat tadi. akhirnya Raffi lah yang membereskan semua
kerusuhan yang di buat oleh Gigi sampai ruang tv itu bersih kembali.
Setelah Raffi membereskan ruang tv, Raffi pun masuk
kamar, lampu kamar gelap karna telah dimatikan oleh Gigi, didalam kegelapan
Raffi masih bisa melihat Gigi yang sedang tertidur pulas, Raffi memandangi Gigi
yang sedang tidur dan Raffi akan mencium bibir Gigi. Namun saat 5cm lagi mulut
Raffi menempel dimulut Gigi, Gigi tiba – tiba terbangun dan melihat bayangan
yang ia kira hantu, alhasil kepala Raffi didorong Gigi sampai Raffi terjatuh
“aduh..!!” dan Gigi hanya bisa teriak “aaaaaaaaaaaaaaa hantu...” Raffi langsung
berdiri dan menyalakan lampu.
“Gigi, ini aku Raffi,
Raffi Ahmad suami kamu. Bukan hantu.” Ucap Raffi yang mencoba menenangkan Gigi.
Gigi membuka matanya perlahan dan berbalik badan dan ya yang dia lihat adalah
suaminya, Raffi Ahmad dan bukan hantu.
“Kamu, kamu ngapain sih
ganggu tidur aku aja?” tanya Gigi sedikit kesal kepada Raffi karna telah
mengganggu tidurnya.
“Ya, maaf. Kan aku
niatnya mau cium kamu, eh malah dikira hantu.”
“Habis kamu sih mau
cium disaat yang ga tepat. Udah, mandi sanah, aku gak mau seranjang dengan
orang yang bau.” Ucap Gigi yang langsung menutupi seluruh badannya dengan
selimut dan Raffi yang dibilang bau oleh Gigi, mencium – cium badannya sendiri.
“Orang gak bau, malah
dibilang bau.” Ucap Raffi yang membela dirinya.
Raffi pun segera masuk ke kamar mandi untuk mandi,
sementara itu Gigi bangun dan duduk diranjangnya seperti memikirkan sesuatu.
Beberapa saat kemudian Gigi beranjak dari ranjang dan membuka lemari, Gigi
mengambil jaket yang berwarna biru dan berkaca seraya mengikat rambutnya, pada
saat itu pula Raffi keluar dari kamar mandi dengan sudah memakai baju piama dan
melihat Gigi dari ujung kaki sampai ujung kepala.
“Kamu mau kemana?
Olahraga?” tanya Raffi ke Gigi yang sedang berkaca.
“Aku mau pizza. Aku
lagi ngidam.” Jawab Gigi
“Oh pizza, gampang, aku
delivery yah.”
“Gak mau, aku maunya
makan diluar.” Lanjut Gigi, Raffi melihat jam di dinding dan jam menunjukan
tepat jam 00:00.
“Udah jam segini loh, ya
kali mau keluar, udah besok aja.” Kata Raffi yang melarang Gigi keluar.
“Gak bisa, Raffi. Kamu
gak ngerti, hal – hal yang kaya gini tuh biasa terjadi sama ibu hamil dan gak
bisa dilarang. Aku maunya sekarang makan pizza diluar, apa peduli kamu? Sudah
tidur aja sanah.”
“Oke Fine, aku akan
antar kamu.” Ucap Raffi terpaksa.
“Bentar, aku ganti baju
dulu.”
“Ngapain ganti baju?
Udah pake itu aja.”
“ini piama, ya kali
keluar pake piama?”
“Yaudah mending aku
pergi sendiri aja.” Tukas Gigi dan langsung berbalik badan untuk pergi.
“Iyah,,iyah,,,iyah,
yaudah ayo.” Ucap Raffi yang tidak bisa berbuat apa – apa saat istrinya akan
nekat pergi keluar sendiri ditengah malam ini.
Raffi keluar kamar duluan sambil membawa kunci mobil,
disusul oleh Gigi yang berjalan tepat dibelakang Raffi dan tersenyum senang,
karna Raffi menuruti apa maunya.
RANS pergi dengan menggunakan mobil Lamborghini,
diperjalanan mereka tak saling bicara, diam dan kaku. sebenarnya Raffi ingin
memulai obrolan, tapi dia takut topik obrolannya akan menjadi bahan untuk
keributan lagi dan Raffi tidak ingin ribut lagi dengan Gigi.
Sesampainya di tempat, RANS turun dari mobil dan mereka
masuk kedalam dengan tangan Gigi merangkul lengan Raffi. Semua orang yang ada
ditempat itu memperhatikan RANS sampai RANS duduk.
“tuh kan, gara – gara
aku pakai piama jadinya orang – orang pada liatin aku, kan aku malu.” Ucap
Raffi, Gigi hanya tersenyum.
“Aku pesen pizza-nya
dulu deh, kamu tunggu disini yah.” Pinta Raffi dan Gigi hanya mengangguk.
Setela Raffi memesan pizzanya, Raffi duduk kembali
didepan Gigi.
“sekarang cerita sama
aku, kenapa kamu jadi care kayak gini?” tanya Gigi yang memulai obrolan.
“alasannya simple,
karna aku gak mau jadi duda diusia pernikahanku yang belum ada 1 tahun.” Canda
Raffi, dan Gigi malah mencubit tangan Raffi.
“aawww...sakit yang.!”
Rengek manja Raffi, dan Gigi hanya tertawa kecil. Sesaat kemudian pelayan
menghampiri RANS dengan membawa pizza yang dipesan Raffi, wajah Gigi berubah
menjadi sangat tidak sabar karna ingin segera menyantap pizza tersebut.
“ini pizzanya pak, dan
ini minumannya.” Ucap si pelayan tersebut
“oke, terimakasih.”
Balas Raffi ke pelayan tersebut, dan si pelayan pergi meninggalkan RANS.
“wwaaawww...pizza.”
ucap Gigi yang langsung mengambil sepotong pizza dan memakannya dengan penuh
kenikmatan sampai disekitar bibirnya belepotan karna makannya yang cepat. Raffi
yang melihatnya tertawa kecil dan membersihkan bibir Gigi dengan tangannya
sendiri, Gigi sedikit kaget dengan perlakuan sweet Raffi kepadanya.
“Kamu makannya pelan – pelan
aja dong yang.sampe belepotan kayak gini” Ucap Raffi mengingatkan, Gigi hanya
tersenyum sambil mengangguk dan mengambil potongan pizza selanjutnya.
“Makasih yah sayang.”
Kata Gigi ke Raffi karna sudah menuruti kemauannya.
“Sama – sama yang.”
“Kamu enggak makan
pizzanya?” tanya Gigi, Raffi tersenyum dangeleng kepala
“Enggak, kamu aja.”
Gigi hanya tersenyum mendengar jawaban dari Raffi.
Setelah selesai makan pizza, RANS langsung pulang. Dan di
tengah – tengah perjalanan Gigi tertidur, dan Rambut indahnya menutupi sebagian
wajahnya, Raffi yang sesekali memalingkan pandangan ke Gigi akhirnya
berinisiatif untuk membenarkan rambut Gigi yang menghalangi wajah Gigi dan
setelah itu Raffi kembali fokus menyetir mobil.
**
Pagi harinya, Gigi terbangun dari tidurnya dan mendapati tidak ada Raffi
disampingnya, ini tidak seperti biasanya, yang mana Gigi lah yang selalu bangun
duluan.akhirnya Gigi bangun dan duduk sejenak di kasur.
“Raffi.......?” panggil
Gigi, dan tiba – tiba pintu kamar terbuka, Raffi masuk dengan membawa segelas
susu ibu hamil untuk sang istri.
“sayang. Kamu udah
bangun? Nih aku bawain susu ibu hamil buat kamu.” Ucap Raffi yang duduk
disamping Gigi dan memberikan susu itu kepada Gigi, Gigi tersenyum manis.
“Kok tumben sih kamu
bawain susu buat aku, bangun duluan, terus udah mandi lagi.”
“Iyah dong, mulai hari
ini aku akan menuruti apa keinginan kamu dan akan ngertiin kamu. Aku tau kamu
kaya gitu kemarin karna bawaan bayi kita. harusnya aku bersikap lebih dewasa lagi, karna istri yang lagi hamil itu harus dingertiin & dimanjain, karna keadaan psikologis ternyata mempengaruhi kesehatan janin, jadi aku gak mau terjadi apa-apa sama kamu dan calon anak kita. Jadi aku minta maaf yah kalau kemarin
aku marah – marah sama kamu.” Ucap Raffi yang meminta maaf ke Gigi.
“Aku maafin,aku juga minta
maaf yah, kemarin udah marah – marah sama kamu.” Balas Gigi dengan senyuman
manisnya dan Raffi mengangguk tanda ia juga memaafkan Gigi
“Aku suka dengan
perubahan kamu, kok bisa sih secepat ini kamu bisa care lagi sama aku.? Aku kira
kamu akan terus seperti kemarin sampai aku lahiran nanti.” Lanjut Gigi
“Engga lah yang, kan
kemarin aku kerumah, ketemu sama mamah sambil curhat juga tentang masalah kita
kemarin, jadi mamah kasih saran deh ke aku.” Tukas Raffi
“Berarti keluarga kamu
udah tau tentang kehamilan aku dong.?”
“iyah yang. Udah pada tau.
Yaudah sekarang diminum dong susunya” pinta Raffi, dan Gigi menuruti apa perintah
suaminya, susu segelas langsung habis diminum Gigi tanpa jeda dan gelas bekas
susunya disimpan Gigi di meja samping.
“Makasih yah sayang. I
love you” Ucap Gigi
“Love you too. Sun dong”
saat Gigi akan mencium Raffi, Raffi tiba-tiba menghentikannya.
“Stooopppp....! aku
lupa, ternyata kamu belum mandi, aku gak mau dicium sama orang yang belum
mandi, bau tau.” Ucap Raffi yang seakan – akan ingin membalas dendam dengan
kejadian semalam.
“yee, kamu mau balas
dendam yang semalem yah?”
“Enggak, enggak. Aku Cuma
gak mau aja dicium sama orang yang belum man............” perkataan Raffi terputus
karna secepat kilat Gigi langsung mencium pipi Raffi..
“AAAAAAAAAAAA,,,,,,GIGI........!!!”
Untuk komentar, saran, maupun masukkan silahkan ke akun twitter aku yah @akumimin
thanks for reading.. :)